Home » , » Perjuangan seorang ibu agar anaknya bisa makan enak

Perjuangan seorang ibu agar anaknya bisa makan enak

Kota Batam sebagai salah satu kota industri tentu saja membuat banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia berbondong - bondong datang untuk mencari peruntungan dengan berbagai macam impian di benak mereka. Namun tidak semua impian mereka bisa mejadi kenyataan, apalagi jika datang ke tanpa membekali diri dengan keahlian. Setidaknya itulah yang dirasakan banyak orang yang ada di kota ini, salah satunya adalah Salma, ibu rumah tangga asal tanjungpinang . Ibu rumah tangga yang pertama kali datang ke batam pada tahun 2008 ini sudah hampir lima tahun berjualan koran di perempatan lampu merah Bandara Hang Nadim Batam.

Terik matahari yang membakar kulit, serta banyaknya lalu - lalang kendaaran silih berganti  di perempatan lampu merah Bandara Hang Nadim Batam, dari kejauhan terlihat seorang perempuan paruh baya dengan pakaian lusuh dengan menggunakan sandal jepit terlihat sibuk menawarkan koran kepada setiap pengemudi kendaraan yang berhenti di perempatan lampu merah Bandara Hang Nadim Batam.

Tidak terlihat sedikitpun rasa kecewa di wajahnya ketika koran yang ditawarkannya tidak dibeli oleh para pengendara yang melintas. Ketika kendaraan sepi salma menyempatkan diri untuk beristirahat di bawah pohon pinggir jalan yang teduh tidak jauh dari lokasinya menjajakan koran. Perempuan paruh baya ini tinggal di rumah kontrakan dengan biaya sewa Rp. 900.000,-/ bulan di Batu Besar - Kecamatan Nongsa, ia memulai berjualan koran sejak pukul 6 pagi dan sudah melakukanya selama kurang lebih lima tahun tanpa penyesalan dan tetap bersyukur dengan apa yang didapatkanya selama berjualan.

Dengan berlinang air mata Ibu enam orang anak ini menceritakan kisah hidupnya sebagai penjual koran, ia mengaku bekerja sebagai penjual koran terpaksa ia lakukan demi menyambung hidup bersama suami dan anak - anaknya. Meskipun suaminya pernah meminta ia untuk berhenti berjualan koran, namun menurutnya dengan sang suami bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan pas – pasan ia merasa harus berbuat sesuatu untuk dapat membantu suaminya mencari nafkah. Beberapa kali terlihat ia menyeka air matanya, bagi Salma rasa malu tidak lagi ia hiraukan, karena saat ini yang terpenting baginya adalah hasil yang didapat dari berjualan koran ini bisa membeli makanan untuk di bawa pulang kerumah. disamping segala kesulitan yang ia jalani ada satu hal yang paling penting baginya, yaitu ketika pulang ia bisa memberikan makanan enak kepada anak - anaknya.

Salma mengatakan koran yang di jualnya sehari – hari adalah koran batam pos dan posmetro, dari satu koran yang terjual salma mendapat komisi sebesar delapan ratus rupiah. Menurutnya pendapatannya tidak menentu, terkadang bisa mencapai lima puluh ribu rupiah, namun ia meyakini bahwa rizki yang ia dapatkan di dunia ini diatur dan sesekali para pengendara tidak mau menerima uang kembalian dan dari situlah ia mendapat uang tambahan untuk dibawa pulang.

Meski sudah hampir 5 tahun berjualan koran di bawah terik matahari yang menyengat, Salma mengaku memiliki mimpi yang belum terwujud yaitu ia ingin membuka sebuah warung kelontong di kemudian hari apabila ia sudah punya modal.


Jadi untuk kita yang memiliki pekerjaan yang lebih baik dan lebih mapan, seharusnya tetap selalu bersyukur karena di luar sana masih banyak sekali orang - orang yang hidupnya masih kurang beruntung. Hidup ini sebenarnya bukanlah semata - mata tentang uang, karena masih banyak hal yang bisa dilakukan. Asal kita bersyukur tentu saja kita akan bisa menjalani kehidupan ini dengan lebih tenang.

Thanks for reading & sharing JustDoIt

Previous
« Prev Post

1 Comments:


Popular